“Si Pitung” Menangis Mendengar Kabar Ustadz Abu Bakar Ba’asyir

BEKASI  (dakwahnewsOnline) – Syafakallah, semoga Allah segera mengangkat penyakit sesepuh Bekasi, KH Muhammad Dachlan yang dikenal dengan julukan “Si Pitung dari Bekasi”.

Sudah lebih dari dua tahun Haji Dachlan – sapaan akrabnya – terbaring di tempat tidur, separuh badannya lumpuh, ia pun tak sanggup berbicara lantaran serangan penyakit stroke yang dialaminya.

Padahal, Kyai Betawi asli kelahiran Jakarta, 10 Februari 1928 ini sangat aktif berdakwah ke pelosok desa ketika masih bugar dulu. Usai berjihad melawan penjajah Belanda, Jepang, tentara sekutu dan Komunis, bagi Haji Dachlan perjuangan belumlah selesai. Meski dikatakan Indonesia sudah merdeka, keterbelakangan akut masyarakat Bekasi Utara akan ilmu agama, plus terlilit kemiskinan menjadi lahan perjuangan baru bagi sahabat KH Noer Ali itu.

Melawan penjajah, berdakwah, kepeduliannay terhadap kesengsaraan rakyat kecil, Muslim yang taat dan tanpa pamrih inilah sikap yang terpancar dari Haji Dachlan, mirip dengan tokoh Betawi Si Pitung.

Tanjung Air, Kramat Batok, Singkil, Sungai Kramat, Poncol, Muara Gembong di wilayah Bekasi hingga daerah Sukaresmi, Jonggol, Kabupaten Bogor, adalah “wilayah kekuasaan” dakwah bagi mantan laskar Hizbullah di zaman kemerdekaan itu.

Tak hanya itu, banyak pula aktivis Islam yang lahir dari tempaan pria yang sering keluar masuk penjara sejak rezim Orde Baru ini. Bahkan, ia turut membidani lahirnya media Islam ternama Voice of Al-Islam (www.voa-islam.com) dan lembaga sosial yang kini meneruskan perjuangannya, membantu para dhuafa, anak yatim dan keluarga aktivis Islam, Infaq Dakwah Center (IDC)

Bahkan yang lebih dahsyat lagi, sebelum terserang penyakit stroke, menurut penuturan putrinya, Haji Dachlan sangat berharap dirinya bisa menyumbangkan hartanya untuk membebaskan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. (Baca: Innalillahi, Diisolasi, Sel Ustadz Ba’asyir Gelap, Pengap dan Tak Bisa Shalat Jum’at)

“Dulu sebelum sakit, masih bisa bicara, bapak pernah ngomong, kalau seandainya Ustadz Abu bisa ditebus, saya rela semua harta saya dihabiskan untuk nebus supaya Ustadz Abu dibebaskan,” ujar Lulu menirukan.

Subhanallah, meski fisik sudah rapuh dan lemah, ternyata semangat perjuangan Si Pitung masih membaja.

Terakhir, satu harapan besar Haji Dachlan, semoga generasi muda bisa meneruskan perjuangannya. (IDC)

Sumber: Infaq Dakwah Center

Post a Comment

0 Comments